by google adsense

Segarnya di pesisir pantai Santai duduk di pingir pantai sambil minum air kelapa muda mantap....! Liburan rame-rame di pantai sawarna Menelusuri gua lalay Tidak merasa lelah

Rabu, 13 Maret 2013

Daftar Harga Villa Di Sawarna


Berikut beberapa villa yang kami tawarkan ada Villa Cariang Resort Sawarna, Villa Hula Hula Sawarna, Villa Saung Tumenggung Sawarna, Villa Batara Sawarna, dan Villa Gina Rifqi.
Villa yang kami tawarkan mempunyai sistem keamanan dengan penjagaan gerbang atau sistem cluster sehingga privasi dan keamanan penghuni villa terjamin serta dapat menikmati pemandangan dan hawa yang sejuk. Musim ramai dimana banyak orang yang mengunjungi villa adalah musim liburan yaitu lebaran, natal, tahun baru, imlek, idul adha dan weekend sabtu serta minggu.
Jika anda berminat untuk berwisata ke pantai sawarna, jangan lupa pilih villa sebelum anda berangkat. Bingung atau anda mau tau harga seputar Villa di sawarna berikut daftar harga yang kami tawarkan :

1. Villa Cariang Resort (AC)
    Fasilitas :
  - AC
  - TV
  - Lemari kecil
  - Ada dua kasur
  - Kamar mandi di dalam

Harga untuk hari hari biasa minimal 5 orang dihitung perorang sebesar Rp 160.000 ( Sudah termasuk makan 3 kali). Jika hanya sewa kamar saja sebesar Rp 450.000 (Belum termasuk makan).
 



2. Villa Cariang Resort (Non AC)
    Fasilitas :
  - TV
  - Ada dua kasur
  - Kamar mandi di dalam

Harga untuk hari hari biasa minimal 5 orang dihitung perorang sebesar Rp 140.000 ( Sudah termasuk makan 3 kali). Jika hanya sewa kamar saja sebesar Rp 400.000 (Belum termasuk makan).
 



AYO BOOKING SEKARANG JUGA!!!
CALL 0857-2279-2760
HENDRY HERYANA



Selasa, 12 Maret 2013

Pantai Sawarna, Surga Wisata Selatan Banten yang Penuh Warna

Sepuluh tahun silam, Sawarna bukanlah apa-apa. Dulu kawasan ini hanya daerah lazimnya pedesaan biasa. Di sana-sini hanya terlihat perkebunan dan pantai sunyi yang masih perawan. Masyarakat setempat tak pernah bermimpi, jika keindahan alam Pantai Sawarna ternyata bak mutiara terpendam.
Kini, hamparan pasir putih yang membentang luas dan keunikan dua bongkah karang di sekitar Tanjung Layar di Desa Sawarna telah menjadi magnet yang menyedot para wisatawan, baik domestik maupun mancanegara. Pantai Sawarna, laksana surga di wilayah selatan Banten yang menawarkan berbagai keindahan yang penuh warna.
Ada dua cara untuk bisa sampai ke kawasan wisata yang berjarak sekitar 125 kilomter dari Kota Rangkasbitung itu. Pertama bisa melalui jalur Pandeglang-Malingping-Bayah, atau bisa melalui jalur Pelabuhan Ratu-Cisolok dan langsung ke Desa Sawarna. Untuk menggapai lokasi yang menawan, para wisatawan akan mulai disapa keindahan alam di sepanjang jalan berkelok tersebut yang bisa ditempuh dengan biaya sekitar Rp 25.000 (Damri) dari Kota Serang. Di sepanjang jalan, pemandangan alam pesisir dan pesawahan yang dipadu hutan tropis tentunya akan menambah nuansa wisata yang langsung memberikan kenyamanan.
Setibanya di Desa Sawarna wisatawan langsung disambut tulisan “Selamat Datang di Desa Wisata Sawarna” yang terpampang di mulut desa. Jembatan gantung menuju kawasan wisata nan unik menyiratkan siapapun terasa dibawa ke alam lain yang sulit didapat di tengah hiruk pikuk kesibukan rutinitas sehari-hari yang melelahkan. Ya, Sawarna, sebuah desa di kawasan ujung timur Kecamatan Bayah yang kian populer. Bahkan desa terpencil di wilayah selatan yang berpenghuni sekitar 5.700 jiwa itu kini kemolekannya telah banyak terpamer di dunia maya. Keunikan Pantai Tanjunglayar dengan dua karang besar yang mirip menara, dan cekungan teluk Sawarna dengan ombak besarnya yang bisa dijadikan area olahraga surfing, serta eksotiknya Goa Lalay yang dipenuhi ribuan kelelawar, memberikan nuansa natural dan keindahan tersendiri.
Berbeda dari bayangan, saat wartawan menginjakan kaki di lokasi itu. Pantai yang kotor dan masyarakat desa yang kolot, langsung ditepis, manakala warga setempat menyapa ramah siapapun yang berkunjung ke sana. Usai memarkir kendaraan dan melewati Jembatan Gantung tua yang unik, dan menyusuri jalan kecil yang telah dibeton suasana wisata kian terasa. Perkampungan penduduk nan asri dengan lingkungan bersih dan bersahabat langsung menyapa. Di sepanjang jalan, rumah-rumah penduduk telah disulap menjadi homestay yang sengaja disiapkan warga yang akan menginap di sana.
Yang menarik dari lokasi wisata Sawarna, hampir seluruh penduduknya turut terlibat dalam pengelolaan pariwisata. Wajar, jika siapapun yang datang ke sana merasa terlayani paripurna. Apa yang dibutuhkan wisatawan, warga akan berupaya memenuhinya. Pokoknya, pengunjung yang datang dijamin tidak akan mendapatkan kesulitan, karena selain lingkungan yang bersih tertata juga pelayanan dari penduduk setempat pun bisa mudah didapat. Warga setempat  tidaklah menjadi penonton, sebagaimana kawasan wisata lain di Banten. Namun langsung terlibat guyub sebagai pelaku wisata.
Dari pusat desa, para wisatawan bisa menemukan surga wisata yang bisa memberikan kedamaian sekitar 200 meter ke arah selatan. Di lokasi itu wisatawan akan disapa hamparan dan bukit karang yang mempesona. Lokasi dinamakan Tanjung Layar, karena terdapat dua bongkah karang raksasa yang menjulang menyerupai karang. Sekitar 1 kilometer ke arah selatan wisatawan akan dimanjakan ombak yang cocok untuk olahraga Surfing. Tak perlu berkendara, keindahan alam di sana akan membuat jarak terasa dekat. Dalam perjalanan di lokasi yang sebagian penduduknya kaum nelayan itu, pengunjung menjumpai hutan lindung dan perkebunan milik penduduk setempat.
Menurut cerita Uyut Lodang, warga setempat yang juga mengelola homestay. Kunjungan ke Pantai Sawarna kian ramai dari hari ke hari. Diceritakan, jika Sawarna bukan hanya memiliki keindahan yang terpendam, namun juga memiliki nilai sejarah yang tinggi. Menurutnya, dahulu Sawarna pernah menjadi persinggahan Sultan Ageng Tirtayasa, tepatnya di salah satu bukit area sekitar Tanjung Layar. Dia juga menyebutkan, waktu awal zaman penjajahan Jepang, di perkampungan Sawarna itu pernah bermukim sosok pejuang bernama Tan Malaka, waktu itu dia berada di sana sebagai pegawai di salah satu pertambangan ternama.
Diceritakan pula, untuk 2 karang yang berbentuk menara itu, adalah bekas menara bangunan kuno. Karena memang di sekitar Tanjung Layar itu banyak bertumpuk karang bebatuan seperti bekas puing-puing bangunan tua. Di sekitar pesisir pantai Tanjung Layar agak ke arah barat, bisa dijumpai seperti bentuk bekas telapak kaki sebelah kiri yang cukup besar, berukuran panjang sekitar 2 meter dan lebar 1 meteran. Konon menurut cerita warga setempat, itu adalah ‘Tapak Si Kabayan’ tokoh legenda Parahiyangan.
Kini, kawasan itu telah menjadi daya tarik yang mempesona. Menyusuri pantai ke arah barat, terdapat Goa Lalay. Sebuah yang dihuni ribuan kelelawar. Lokasi ini kerap dikunjungi para penggiat adventures dari berbagai tempat, termasuk dari mancanegara.
Kepala Bidang Promosi Dinas Budaya dan Pariwisata Provinsi Banten, Deden Indrawan mengungkapkan, Provinsi Banten terus berupaya menarik wisatawan sebanyak-banyaknya ke lokasi itu. Bahkan kini pihaknya telah menggandeng pasangan selebritis Irwansyah-Zaskia Sungkar untuk mempromosikan Pantai Sawarna. “Mereka telah dinobatkan sebagai Duta Wisata Sawarna, baru-baru ini,” ungkap Deden, saat dihubungi kemarin.(chaidar w/bnn).

Sumber : http://satelitnews.co.id/pantai-sawarna-surga-wisata-selatan-banten-yang-penuh-warna/




Download MP3 Wangsit Sawarna


Lawang Saketeng muka siloka, risalah Sawarna jeung Cilangkahan nu natrat na sajarah geus wancina dibuka.

Gunung Kembang bakal ngajembang, Karang Bokor pijadieun obor, Tanjakan Cariang ngancih dangiang, Tumenggung pitutur menak jeung penyagung, kudu diturut jeung dijunjung.

Basisir Ciantir nu mimiti lilir, Tanjung Layar bakal kelar, Tapak Si Kabayan ciciren wancina aya kahirupan, Karang Beureum matak tengtrem, Karang Bodas matak waas. Legon Pari nyari tur asri, Palistir bakal jadi tempat pelesir.

Tulisan di atas disebut Wangsit Cilangkahan. Runutan kata dan kalimatnya begitu tersetruktur rapih dan apik. Wangsit tersebut didapat dari AM Erwin Komara Sukma, mantan Lurah Sawarna yang kini duduk sebagai anggota DPRD Lebak.
Erwin mengaku mendapatkan wangsit itu pada suatu malam saat dirinya mancing bersama warga Sawarna lainnya. Saat temannya berkali-kali  mendapatkan ikan, umpan pancing Erwin sama sekali tidak disentuh. Dia kemudian berhenti mancing, dan duduk disekitar pantai Sawarna sambil menerawang.
Antara sadar dan tidak, dia diperlihatkan sebuah susunan kata dan kalimat yang kemudian dia sebut sebagai Wangsit Cilangkahan. “Tiba-tiba ada tulisan di depan saya. Kemudian saya membaca dan belum sempat menulisnya. Alhamdulillah sampai sekarang saya hafal isi wangsit itu,” kata Erwin saat berbincang-bincang di sekitar Tanjung Layar, Sawarna, Lebak, beberapa waktu lalu.
Terlepas kontrofersi dari mana asal wangsit itu, jelas sekali bahwa warga Banten Selatan ingin agar Kabupaten Cilangkahan segera terbentuk dan wilayah Sawarna dijadikan kawasan wisata terpadu. Sebab daerah Sawarna dikelilingi panorama alam yang cantik dan sungguh mempesona.
Saat penulis menginjakkan kaki di Sawarna, ada decak kagum atas keindahan alamnya. Dari Tanjakan Cariang (seperti disebut dalam wangsit, red) kita bisa melihat pemandangan yang cukup mempesona. Pasir putih terhampar memanjakan mata. Indah sekali.
Memasuki Kawasan Wisata Terpadu Sawarna, kita akan disambut dengan jembatan gantung sepanjang hampir 50 meter, yang mengapung di atas sungai berair bersih. Tentu sangat jauh jika dibandingkan dengan air sungai kebanyakan, yang airnya hitam dan dipenuhi sampah.
Bergeser sedikit, ada puluhan rumah yang sengaja dijadikan guest house  untuk para pelancong yang datang ke wilayah itu. Di teras guest house, tampak para pendatang sedang menikmati kopi dan bercerita tentang keindahan dan kekurangan Sawarna.
Jalanan menuju tempat wisata sudah dilapisi vaping block. Meski belum tuntas semua, tentu itu akan mempermudah wisatawan menjangkau tempat wisata yang dituju. Sungguh suatu pemandangan yang luar biasa. Masyarakat Sawarna sadar bahwa wilayah mereka punya daya tarik untuk dikunjungi.
Karenanya, mereka menyulap rumah mereka menjadi guest house. Tentu ada efek positifnya. Selain menyewakan rumah, warga juga bisa menjajakan produksi rumahan mereka seperti pisang selai dan gula mera. Jelas, ada aktivitas ekonomi di sana. Warga Sawarna tidak perlu jauh-jauh ke Arab atau Malaysia untuk menjadi TKI.
Dan akan lebih baik jika pemerintah daerah baik ditingkat kabupaten maupun provinsi menyadari potensi Sawarna.  Keindahan Sawarna dengan segala kekayaan alamnya, tuntu tidak berarti apa-apa, jika pemerintah daerah tidak sepaham dengan apa yang menjadi kehendak masyarakat Sawarna.
Cilograng teu kudu ringrang,  Cibareno bakal loba nu mikasono. Bagedur bakal masyhur, Binuangeun pangjungjung bangsa deungeun, Malingping panto gerbang mapag nu bade sumping, Cilangkahan lengkah munggaran Sang Kabayan.
Pangarangan teu tingrang teu hariwang, Cisiih panyapih jeung pangbintih, Cisungsang boga pakem dina kahirupan,  Bayah nyaring polah sangkan teu susah, Darmasari babakti nu geus wancina digali.
Prak sekeseler ti kaler, dulur-dulur anu ti kidul, baraya anu ti wetan, pangagung anu dumuk di palih kulon, geura sabeungkeutan sangkan Cilangkahan bisa tandang nyandingkeun kahayang jadi kota bungsu anu gadang. Begitu lanjutan Wangsit Cilangkahan.(*)

Yoyo yang belum tau dan ingin mendengarkan musiknya bisa Download mp3 Wangsit Sawarna disini Atau disini.

Sumber : http://bantenpos-online.com/2011/11/03/dari-wangsit-cilangkahan-hingga-guest-house/